KERJA KERAS BEBAS CEMAS ; PASTI AMAN-PASTI CAIR-PASTI TENANG

KERJA KERAS BEBAS CEMAS ; PASTI AMAN-PASTI CAIR-PASTI TENANG
APAPUN PEKERJAAN ANDA Lindungi diri Anda mulai Sekarang dari Resiko Kerja Anda, REJEKI dapat di Cari Kematian tak bisa kita Hindari

Sabtu, 18 Februari 2023

PUPUH : PANGKUR ( 1 ) AGAMA AGEMING AJI

 Dalam budaya Jawa ada ungkapan Agama ageming Aji. Apa maknanya? Marilah kita lihat dahulu arti menurut kata per kata. Agem artinya pakai, ageman  artinya  pakaian,  ageming  dari  kata  agem  dan  ing,  artinya pakaianya atau dipakai oleh. Sedangkan aji berarti bernilai atau mulia, bisa juga berarti raja. Dua arti ini masih berkaitan karena raja biasanya di-aji- aji alias dihormati.

 

Agama ageming aji bisa berarti agama adalah pakaian para raja, bisa juga berarti agama adalah pakaian orang mulia. Dari dua pengertian itu yang terakhir lebih universal, berlaku pada semua orang, karena ungkapan orang Jawa  untuk  memeluk  agama  adalah  ngrasuk,  contoh:  ngrasuk  agami Islam. Rasukan adalah sinonim dari ageman, yang artinya pakaian.

 

Ungkapan agama ageming aji terdapat pada serat Wedatama, pada Pupuh

Pangkur, bait pertama. Tembang selengkapnya adalah:

 

Mingkar mingkuring angkar, akarana karenan mardisiwi. Sinawung resmining kidung, sinuba sinukarta.

Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung. Kang tumrap neng tanah Jaw,

agama ageming aji.

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut

 

Menjauhkan dan membelakangi sifat angkara, karena berkehendak mendidik anak.

Dibingkai dalam bentuk syair dan lagu,

Dihias dan diperbagus,

Biar menjiwai praktik ilmu luhur Yang bagi orang di tanah Jawa Agama adalah pakaian orang mulia

 

 

Kajian per kata:

 

Mingkar (menghindar) mingkuring (membelakangi) angkara (sifat angkara), akarana (karena) karenan (hendak) mardisiwi (mendidik anak).


Menjauhkan dan membelakangi sifat angkara, karena berkehendak mendidik anak.

 

Pendidikan yang paling efektif bagi anak adalah memberikan contoh. Di sini orang tua sebelum memberi perintah untuk melakukan hal-hal yang baik dan melarang yang buruk hendaknya melakukan sendiri terlebih dahulu. Seorang ayah yang berkehendak untuk mendidik anak, maka hendakny menghindar perilaku   buru aga kelak   s anak   dapat mencontoh ayahnya.

 

Sinawung (dibingkai, disamarkan) resmining (dalam keindahan) kidung (lagu),   sinub (dihias sinukart (diperbagus) Dibingka dalam keindahan lagu, dihias dan diperbagus (syairnya).

 

Dalam mendidik anak hendaknya dilakukan dengan bahasa yang baik dan cara yang bijaksana. Sinawung resmining kidung artinya  nasehatadi dibingkai dalam bentuk lagu, seperti bait-bait serat Wedatama ini. Dengan bentuk lagu yang mendengar akan berkesan dan mengingat selalu nasihat yang  disampaikan.  Ini  juga  mengandung  kiasan  agar  dalam  memberi nasihat hendaknya dilakukan dengan perkataan baik, agar yang mendengar senang dan berkesan, bukan malah marah dan tersinggung.

 

Sinub sinukart bermakna   s anak   haru diperlakuka dengan selayaknya dan dengan perlakuan yang baik dan mempesona. Semua itu agar   s anak   tidak   tertekan meras disayan sehingg timbul kecenderungan terhadap kebaikan.

 

Mrih (agar) kretarta (berkembang) pakartine (perbuatan) ngelmu (ilmu)

luhung (luhur). Agar berkembang perbuatan yang berdasar ilmu luhur.

 

Setelah si anak terbiasa melihat contoh dan sudah cenderung ke arah kebaikan  makia  akan  mudah  untuk dibiasakan  melakukan  perbuatan baik. Segala amalan kebaikan akan dijiwai dengan sepenuh hati. Si anak akan mengembangkan kebaikan-kebaikan pada dirinya sehingga pada akhirnya si anak akan mencapai tahap ilmu luhung. Ilmu Luhung adalah kesempurnaan ilmu menurut ajaran Jawa, yakni ilmu batin, akhlaki, bukan sekedar petuah-petuah dan juga bukan sekedar gerak tubuh, tetapi pencapaian jiwa. Ini adalah konsep sufistik dari ajaran Jawa, membiasakan diri agar kemampuan batin berkembang.

 

Kang  (yang)  tumrap  (bagi) ing  (orandi)  tanah Jawa  (tanah  Jawa), agama (agama) ageming (pakaian) aji (orang mulia). Yang bagi orang Jawa, agama adalah pakaian orang mulia.


Nah inilah pamungkas dari seluruh rangkaian pendidikan yakni: kemuliaan jiwa.  Seoranyanberjiwa  mulia  akan  sangat  pantas  berbaju  agama. Karena itu redaksi kalimat ini adalah agama ageming aji, yang artinya agama  adalah  pakaian  orang  mulia.  Jika  seseoranberbaju  (ngrasuk) agama tetapi belum ada kesiapan mental-spritual maka yang terjadi adalah kemunafikan, berbaju agama tapi culas. Lain di bibir lain di hati. Justru yang seperti ini berbahaya karena akan merusak tatanan kehidupan dan memakai agama untuk kepentingan nafsunya sendiri.

 

Di sini kemuliaan disyaratkan terlebih dulu sebelum ngrasuk agama. Ini bukan berarti orang jahat tidak boleh beragama, yang dimaksud adalah membersihkan hati terlebih dulu dari kehendak jahat atau menjalani pertobatan, agar siap menjalani perintah agama. Seperti halnya kita jika akan berpakaian seyogyanya mandi dulu agar kotoran yang menempel di tubuh tidak menodai pakaian kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar