Dalam budaya Jawa ada ungkapan Agama ageming Aji. Apa maknanya? Marilah kita lihat dahulu arti menurut kata per kata. Agem artinya pakai, ageman artinya pakaian, ageming dari kata agem dan ing, artinya pakaianya atau dipakai oleh. Sedangkan aji berarti bernilai atau mulia, bisa juga berarti raja. Dua arti ini masih berkaitan karena raja biasanya di-aji- aji alias dihormati.
Agama ageming aji bisa berarti agama adalah pakaian para raja, bisa juga berarti agama adalah pakaian orang mulia. Dari dua pengertian itu yang terakhir lebih universal, berlaku pada
semua orang, karena ungkapan orang Jawa untuk memeluk agama adalah ngrasuk,
contoh:
ngrasuk agami Islam. Rasukan adalah sinonim dari
ageman, yang
artinya pakaian.
Ungkapan agama ageming aji terdapat pada serat Wedatama, pada Pupuh
Pangkur, bait pertama.
Tembang selengkapnya adalah:
Mingkar mingkuring angkar, akarana
karenan mardisiwi. Sinawung resmining kidung, sinuba sinukarta.
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung. Kang tumrap neng
tanah Jaw,
agama ageming aji.
Terjemahan dalam Bahasa
Indonesia sebagai berikut
Menjauhkan dan membelakangi sifat angkara, karena berkehendak mendidik anak.
Dibingkai dalam bentuk syair dan lagu,
Dihias dan diperbagus,
Biar menjiwai praktik ilmu luhur
Yang bagi
orang di tanah Jawa
Agama adalah pakaian orang mulia
Kajian per kata:
Mingkar (menghindar) mingkuring (membelakangi) angkara (sifat angkara), akarana (karena) karenan (hendak) mardisiwi (mendidik anak).
Menjauhkan dan membelakangi sifat angkara, karena
berkehendak mendidik
anak.
Pendidikan yang paling efektif bagi anak adalah memberikan contoh. Di sini orang tua sebelum memberi perintah untuk melakukan hal-hal yang
baik dan melarang yang buruk
hendaknya melakukan sendiri terlebih
dahulu. Seorang
ayah yang berkehendak untuk mendidik anak, maka hendaknya menghindari perilaku buruk agar kelak si anak dapat mencontoh ayahnya.
Sinawung (dibingkai, disamarkan) resmining (dalam keindahan) kidung (lagu), sinuba (dihias) sinukarta (diperbagus). Dibingkai dalam keindahan lagu, dihias dan
diperbagus (syairnya).
Dalam mendidik anak
hendaknya dilakukan dengan bahasa yang baik dan cara yang bijaksana. Sinawung resmining kidung artinya nasehat tadi dibingkai dalam
bentuk lagu, seperti bait-bait serat Wedatama ini. Dengan bentuk lagu yang mendengar
akan
berkesan dan mengingat selalu nasihat yang
disampaikan. Ini juga
mengandung kiasan
agar dalam
memberi nasihat hendaknya dilakukan dengan perkataan baik, agar yang mendengar senang dan berkesan, bukan malah marah
dan tersinggung.
Sinuba sinukarta bermakna si anak harus diperlakukan dengan selayaknya dan dengan perlakuan yang
baik dan mempesona. Semua itu agar si anak tidak tertekan, merasa disayang sehingga timbul kecenderungan terhadap kebaikan.
Mrih (agar) kretarta (berkembang) pakartine (perbuatan) ngelmu (ilmu)
luhung (luhur). Agar berkembang perbuatan yang
berdasar ilmu luhur.
Setelah si anak
terbiasa melihat contoh dan
sudah cenderung ke arah kebaikan
maka ia akan mudah untuk dibiasakan melakukan
perbuatan baik. Segala amalan kebaikan akan dijiwai dengan sepenuh
hati. Si anak akan mengembangkan kebaikan-kebaikan pada
dirinya sehingga pada akhirnya si anak akan mencapai tahap ilmu luhung. Ilmu Luhung
adalah
kesempurnaan ilmu menurut ajaran Jawa, yakni ilmu batin, akhlaki,
bukan sekedar petuah-petuah dan juga bukan sekedar gerak tubuh, tetapi pencapaian jiwa. Ini adalah konsep sufistik
dari
ajaran Jawa, membiasakan diri agar kemampuan batin berkembang.
Kang (yang)
tumrap (bagi) ing
(orang di) tanah Jawa
(tanah
Jawa), agama (agama) ageming (pakaian) aji (orang mulia). Yang bagi orang Jawa, agama adalah pakaian orang mulia.
Nah inilah pamungkas dari seluruh rangkaian pendidikan yakni: kemuliaan
jiwa. Seorang yang berjiwa mulia
akan
sangat pantas
berbaju
agama. Karena itu redaksi kalimat ini adalah agama ageming aji, yang
artinya agama adalah pakaian
orang mulia.
Jika seseorang berbaju (ngrasuk) agama tetapi belum ada kesiapan mental-spritual maka yang terjadi adalah kemunafikan,
berbaju agama tapi culas. Lain di bibir lain di hati. Justru yang seperti ini berbahaya karena akan merusak
tatanan kehidupan dan memakai agama untuk kepentingan nafsunya sendiri.
Di sini kemuliaan disyaratkan terlebih dulu sebelum
ngrasuk agama. Ini bukan berarti orang jahat tidak boleh beragama, yang dimaksud adalah membersihkan hati terlebih dulu dari kehendak jahat atau menjalani pertobatan, agar
siap menjalani perintah agama. Seperti halnya kita jika akan berpakaian seyogyanya mandi dulu agar kotoran yang menempel di tubuh tidak menodai pakaian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar