KERJA KERAS BEBAS CEMAS ; PASTI AMAN-PASTI CAIR-PASTI TENANG

KERJA KERAS BEBAS CEMAS ; PASTI AMAN-PASTI CAIR-PASTI TENANG
APAPUN PEKERJAAN ANDA Lindungi diri Anda mulai Sekarang dari Resiko Kerja Anda, REJEKI dapat di Cari Kematian tak bisa kita Hindari

Selasa, 24 Januari 2017

IMPIAN HARUS DIPERJUANGKAN


Dalam setiap kali kesempatan mengisi seminar dan memberikan motivasi, saya selalu menyelipkan beberapa kisah dan contoh, betapa banyak hal baik dan inovatif di dunia ini hadir berkat adanya impian yang jadi kenyataan. Mimpi-mimpi yang dulu hanya sebatas khayalan, dengan hadirnya orang-orang hebat di dunia ini, berhasil diubah menjadi hal nyata yang bisa kita sentuh dan rasakan manfaatnya. Berkat orang-orang hebat itu pulalah, kita mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai area kehidupan.

Namun, apakah impian-impian itu hadir begitu saja dan langsung menjadi nyata di tangan orang-orang hebat itu? Bisa saya katakan 100 persen jawabannya adalah TIDAK! Bahkan, pada masanya, orang-orang tersebut sering dicibir karena impiannya. Mulai dari dicap khayalan di siang bolong serta predikat negatif lainnya. Namun mereka bukannya mundur. Tapi mereka justru menanggapi hal negatif itu dengan terus dan terus mencoba lagi, berkarya dan berkarya lagi. Hingga, pelan namun pasti, semua impian itu membuka banyak kemungkinan untuk diwujudkan. Saat itulah, mereka telah jauh maju ke depan meninggalkan orang-orang yang meragukan impiannya.
Perjuangan untuk mewujudkan mimpi yang tak mudah ini mengingatkan saya pada sebuah pepatah Tiongkok Kuno, dunia tercipta dari keadaan yang sulit, hanya ketakutan yang menguatkan hati manusia. Jika dimaknai secara mendalam, pepatah ini membuka kesadaran kita bahwa apa pun yang terjadi di dunia ini, pasti akan melewati tahap dan proses kesulitan, ujian, tantangan, dan hambatan yang tentu tak mudah. Justru, dengan semua itu, kita akan dikuatkan. Dengan berbagai ujian tersebut—yang harus kita lewati—kita justru sedang di-“keras”-kan menjadi manusia tangguh agar dapat mewujudkan setiap impian.

Simak cerita berikut ini:
Alkisah ada seorang anak muda yang bermimpi menjadi pengusaha sukses. Ia mengatakan impiannya itu pada semua orang, namun tak ada yang mengacuhkan. Bahkan, ia dianggap gila dan selalu berkhayal dengan impiannya itu. Hal itu lazim karena di desanya, semua orang hidup dalam kondisi kemiskinan. Rata-rata mereka hanya hidup dengan hasil alam yang tak seberapa. Tetapi, karena tekadnya sangat kuat, si pemuda pun keluar dari desa tersebut untuk merantau. Dengan bekal ala kadarnya—yakni hasil panen yang sempat dibawa dari desanya—ia mulai merantau.
Suatu kali, ia menemui seorang kakek yang kelaparan di jalan. Karena kasihan, ia pun memberikan sebagian bekal yang dibawanya kepada kakek itu. Sebagai ucapan terima kasih—dan setelah si pemuda menceritakan awal mula mengapa ia merantau—si kakek memberikan sebuah batu kepada si pemuda. Batu itu jika dijual pada orang yang tepat, bisa membuat impian si pemuda jadi kenyataan. Syaratnya, si pemuda juga harus menggandakan bekalnya dengan bekerja lebih keras.
Hari demi hari, bulan, dan tahun pun berlalu. Si pemuda terus bekerja keras untuk memenuhi impiannya. Karena itu, bekal dari desanya pun makin bertambah dari hari ke hari. Di antaranya, itu didapat karena ia memperoleh upah dari bekerja apa pun yang kemudian dibelikan bekal makanan pokok seperti yang dinasihatkan kakek yang ditemuinya dulu.
Suatu kali, karena sudah merasa saat yang tepat tiba, si pemuda pun berniat menjual batu itu pada orang yang ditemuinya. Waktu itu, ia menjual kepada seorang pedagang di sebuah kota yang ditemuinya. Tetapi, hal yang tak diduganya terjadi. Si pedagang malah mengatakan bahwa batu itu hanya batu biasa. Mendengar itu, si pemuda kaget. Tapi, ia ingat, bahwa batu itu harus dijual pada orang yang tepat. Karena itu, ia merasa, mungkin memang si pedagang bukan orang yang tepat. Namun, sebelum berlalu, si pedagang yang melihat si pemuda membawa-bawa bekal makanan pokok berkata, bahwa ia mau membayar makanan pokok itu untuk mengobati kekecewaan si pemuda. Akhirnya, sebagian makanan pokok itu pun beralih tangan.
Dan, karena si pemuda terus mengingat nasihat si kakek tua, uang yang didapat dari hasil penjualan itu pun kembali digandakan untuk membeli bekal makanan pokok lainnya.
Hal yang sama terus terjadi saat si pemuda hendak menjual batu tersebut. Bukannya batu yang berhasil dijual, tapi malah makanan pokoknya yang laku. Dan, sesuai nasihat si kakek, uang itu pun terus diputar untuk membeli bahan makanan pokok sehingga tak terasa makanan pokoknya makin banyak. Bahkan, lama-kelamaan, dari hasil penolakan menjual batu itu yang justru diikuti dengan kemudahan menjual dagangan, ia malah berhasil jadi pedagang makanan pokok yang makin sukses.
Karena makin sukses dengan usaha yang diawali dari sekadar bekal makanan pokok dari desanya, ia lantas melupakan batu itu. Bahkan, ia nyaris membuangnya kalau saja tidak ada pengumuman dari seorang penguasa daerah yang mencari batu ajaib yang bentuknya sangat mirip dengan batu miliknya.
Mendengar berita itu, ia pun bergegas menuju ke tempat di mana pengumuman itu diberikan. Ia merasa, barangkali itulah saat paling tepat untuk menjual batu tersebut. Namun, ia sangat kaget bahwa ternyata penguasa daerah yang menginginkan batu itu adalah sang kakek yang dulu ditolongnya.
Si kakek pun tersenyum dan berkata: “Wahai pemuda, sesungguhnya orang yang kau temui dulu adalah aku yang sedang mencari siapa yang bisa aku andalkan untuk mewarisi kekayaanku. Batu yang kuberikan padamu sebenarnya hanya untuk menguji, seberapa besar kekuatanmu pada keyakinan dan amanah yang diberikan. Pasti, kamu kecewa, batu itu sama sekali tak berharga. Tapi, malahan lebih berharga bahan pokok yang kau bawa sehingga kamu malah sukses menjadi pengusaha bahan makanan pokok. Aku ingin mengajarkan padamu, bahwa sesungguhnya untuk mencapai sukses, tak ada yang mudah. Namun, keyakinan dan kekuatan kitalah yang akan menuntun itu pada sukses sesungguhnya. Dan, inilah sukses yang telah kamu perjuangkan. Aku telah menemukan calon pengganti orang yang tekun, ulet, dan mau memperhatikan orang lain, yaitu dirimu!”


Begitulah. Sesungguhnya, semua impian memang harus diperjuangkan. Dan, dalam perjuangan itu tak ada yang mudah. Kita sendirilah yang bertanggung jawab untuk memudahkan jalan itu. Mari, kita jadikan pengetahuan kita tentang pepatah dunia tercipta dari keadaan yang sulit, hanya ketakutan yang menguatkan hati manusia,  menjadi bekal untuk terus melaju, bekerja, dan berjuang maksimal untuk mewujudkan semua impian! Salam sukses, luar biasa!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar